Selasa, 30 Juli 2013


BUDAYA MAKAN MASYARAKAT BALI

Awal sejarah Bali tidak dapat dilepaskan dari asal-usul dan evolusi masyarakatnya. Orang Bali diduga memiliki darah campuran Mongoloid yang bergerak ke pulau utama menuju kawasan Asia Tenggara, jauh sebelum masa sejarah. Pengaruh asing terbesar bagi orang Bali awalnya dibawa oleh orang-orang India (pedagang dan pelancong) yang membawa serta pengaruh ajaran Hindu. Bali kemudian berbagi sangat banyak dalam gelombang Indianisasi yang menyebar di hampir banyak kawasan Asia Tenggara di paruh akhir milenium pertama.
Hinduisasi di Bali merupakan sebuah proses yang berlangsung berabad-abad. Pengaruh yang paling meresap ternyata bukan dari India saja, namun ternyata lebih dekat ke Jawa, yang sebenarnya lebih dahulu terkena proses Indianisasi dibandingkan Bali.
Lantas, apa hubungan masa Hindu Jawa yang diwakili oleh kekuasaan Majapahit tersebut bagi budaya orang Bali, terutama berkaitan dengan kebiasaan makan mereka yang menjadikan babi sebagai konsumsi daging utama. Di sini saya tidak begitu sepakat dengan daging pilihan (meat of choice), karena saya lebih memandang daging babi lebih dari sekedar pilihan, namun menjadi suatu yang utama di kalangan masyarakat Bali.

A.                  JENIS MAKANAN YANG BIASA DIKONSUMSI

Dalam kitab Nagarakrtagama (1365), babi disinggung sebagai salah satu jenis daging yang dihidangkan di Istana Majapahit, selain daging domba, kerbau, ayam, lebah, ikan, dan bebek. Selain itu, juga ada beberapa jenis daging lagi yang tidak dihidangkan kepada orang yang taat karena pantangan Hindu, meskipun banyak digemari oleh rakyat biasa, seperti kodok, cacing, penyu, tikus, anjing. Banyak sekali pada masa itu orang-orang yang menggemari daging-daging ini. Agama Hindu tampaknya nyaris tidak berperan dalam mengekang sumber-sumber protein.
Lantas, apa yang kemudian menjadikan babi sebagai daging konsumsi utama di kalangan masyarakat Bali? Hal ini tampaknya tidak dapat dilepaskan dari peran orang-orang Hindu Jawa yang bermigrasi ke Bali pasca runtuhnya kekuasaan Majapahit. Pada abad ke-16, ketika masa kekuasaan Raja Batu Renggong, orang-orang Bali mentransformasikan pengaruh-pengaruh Majapahit untuk disesuaikan dengan kebutuhan hidup. Mereka menciptakan apa yang dalam kenyataannya sebagai budaya kontemporer Bali serta memberikan elemen-elemen khusus. Mereka juga membawa dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan mereka, termasuk didalamnya persoalan kebiasaan makan Di sisi lain, pengaruh agama dapat disimak dari pantangan untuk tidak memakan daging sapi putih sebagai suatu pantangan seperti halnya yang dianut oleh orang-orang Hindu-India. Tentu ini sebuah paradoks dengan orang-orang Islam yang berpantangan untuk tidak mengkonsumsi daging yang haram, babi.
Pada kurun abad ke-19 hingga awal abad ke-20, Babi adalah hewan ternak –selain lembu— yang menjadi kebutuhan utama rumah tangga keluarga Bali. Hampir setiap kepala keluarga memiliki paling sedikit satu sapi dan beberapa ekor babi yang diperuntukkan untuk kebutuhan pribadi atau nantinya akan dijual ke pasar lokal dan juga ekspor.
Namun, ada hal yang lebih penting dari sekedar hewan komoditas. Di Bali, babi juga adalah hewan yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan ritus. Seperti disinggung oleh ahli sejarah Asia Tenggara, Anthony Reid, umumnya riwayat daging dalam kegiatan ritus di kawasan Asia Tenggara sudah menjadi suatu hal yang penting, sebagaimana orang Bali memandang daging babi dalam kegiatan ritusnya. Dijadikannya babi sebagai kegiatan ritus di Bali.
Bukan hanya dalam kegiatan ritus, babi sudah sejak lama menjadi semacam mitos yang melekat di lingkungan orang Bali.

B.TATA CARA MAKAN
Meskipun kini abad globalisasi, dimana perjamuan telah berimbas pada masyarakat Bali seperti dikenalnya tata cara makan prasmanan (berasal dari frans dinner), namun perjamuan tradisional tetap dilaksanakan pada peristiwa-peristiwa istimewa seperti perkawinan, ngaben, memukur, makarya di pamerajan ataupun pada hari piodalan. Apa saja bentuk dan tata cara hidangan perjamuan dalam masyarakat adat di Bali? Sembari merayakan Hari Galungan dan Kuningan, info berikut pantas dicermati bagi umat Hindu di manapun berada.

HIDANGAN perjamuan pada masyarakat Bali sangat beraneka ragam dari yang sederhana hingga yang dapat dikatakan sangat istimewa. Yang istimewa atau yang utama disebut sebagai resi bojana. Yang lebih sederhana dapat berupa nasi atau rayunan pajegan, megibung ataupun nasi yasa.
1.       Megibung
Megibung adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat atau sebagian orang untuk duduk bersama  saling berbagi satu sama lain, terutama dalam hal makanan. Tidak hanya perut kenyang yang didapat dari kegiatan ini namun sembari makan kita dapat bertukar pikiran bahkan bersendagurau satu sama lain.

Megibung bersasal dari kata dasar gibung yang mendapat awalan me-. Gibung berarti kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang yaitu saling berbagi antara orang yang satu dengan yang lainnya, sedangkan awalan me- berarti melakukan suatu kegiatan.

Tradisi Megibung merupakan kegiatan yang dimiliki oleh masyarakat Karangasem yang daerahnya terletak di ujung timur Pulau Dewata. Tanpa disadari Megibung menjadi suatu maskot atau ciri khas Kabupaten Karangasem yang ibu kotanya Amlapura ini. Tradisi Megibung sudah ada sejak jaman dahulu kala yang keberadaannya hingga saat ini masih kerap kali kita dapat jumpai. Bahkan sudah menjadi sebuah tradisi bagi Masyarakat Karangasem itu sendiri didalam melakukan suatu kegiatan baik dalam upacara Keagamaan, Adat maupun kegiatan sehari-hari masyarakat apabila sedang bercengkrama maupun berkumpul dengan sanak saudara.

Saat ini kegiatan megibung kerap kali dapat dijumpai pada saat prosesi berlangsungnya Upacara Adat dan Keagamaan di suatu tempat di Karangasem. Seperti misalnya dalam Upacara Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya dan Manusa Yadnya. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan undangan kepada kerabat serta sanak saudaranya guna menyaksikan prosesi kegiatan upacara keagamaan tersebut. Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan.
Proses penyembelihan babi pun dilakukan sebagai salah satu menu di dalam mempersiapkan hidangan yang disebut Gibungan ini. Daging babi diolah sedemikian rupa dan di kasi bumbu tertentu sehingga daging yang mentah menjadi menu pelengkap yang menggugah selera seperti sate, lawar, soup (komoh), Gegubah/lempyong, pepesan serta yang lainnya. Menu yang dihidangkan dalam Megibung tidaklah harus daging babi, namun dading ayam, kambing serta daging sapipun tidaklah masalah.

Megibung berlangsung apabila tamu undangan sudah lama bersanda gurau dengan kerabat serta sanak saudara serta setelah selesai membantu tugas-tugas yang dapat dilakukan guna kelangsungan acara tersebut, sebelum para undangan pulang terlebih dahulu di ajaklah untuk makan (megibung) sebagai tanda terimakasi atas kedatangan dan bantun dalam acara tersebut. Dalam Megibung biasanya terdiri dari lima hingga tujuh orang, yang dilakukan dengan duduk bersama membentuk lingkaran. Adapun ciri khas dari megibung ini adalah :

a.        Duduk bersila membentuk lingkaran yang terdiri dari 5-7 orang.
b.      Nasi yang disuguhkan ditaruh dalam satu wadah (nare besar).
c.        Lauk atau pelengkap nasi berupa sate, lawar, soup, Gegubah/lempyong, pepesan yang ditempatkan dalam satu wadah (nare kecil).
d.       Kegiatan makan dilakukan secara bersamaan dan makan menggunakan tangan.
e.      Pada saat makan tidak boleh ada yang terjatuh di wadah/tempat nasi namun harus di luar nare tempat nasi tersebut.
    Apabila ada salah seorang peserta megibung ada yang terlebih dahulu kenyang, orang tersebut tidak boleh terlebih dahulu bangun atau meninggalkan tempat megibung namun harus menunggu yang lain supaya selesai makan dan bangun secara bersama-sama.


2.       Resi Bojana
Selain nasi gagibungan, juga dikenal adanya perjamuan dengan resi bojana, yakni perjamuan istimewa (merupakan tingkatan yang utama) pada saat puncak acara yang disiapkan bagi para resi yang muput karya ageng dan raja atau Cokorda pemimpin suatu wilayah. Upacara-upacara tersebut misalnya berupa memukur atau nyekah dan nyusun di pamerajan. Hidangannya disiapkan dengan dulang beralaskan jaro. Tiap orang disiapkan tujuh buah dulang yang terdiri dari nasi tebog, nasi maklopok, ebat-ebatan, gegerabadan, saserodan/ cacacalan, kue basah, sampai buah-buahan. Dalam menghidangkan resi bojana, didahului dengan canang, tirta, dupa, base makojong magonjer, perangkat makan ( piring, sendok, garpu, serbet, gelas dan air minum ,dan paso atau mangkuk untuk cuci tangan). Hal ini dimaknakan bahwa sebelum makan beliau berdoa terlebih dahulu.

Hidangan dalam bentuk resi bojana juga dihaturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha esa dalam manivestasi sebagai Bhatara Surya, Bathari Saraswati, dan juga kepada para leluhur. Pada dulang ebat-ebatan dihidangkan lawar, beberapa jenis sate dan lauk pauk, pada dulang gegerabadan dihidangkan jukut meurapan, kacang warna lima (kapri, botor, mentik, komak, buncis), saur, sudang, udang, gurita, lindung, telor rebus, telor dadar, satu ekor betutu bebek dan sambal emba serta garam. Pada dulang kue basah disiapkan lima macam kue basah yang masing-masing berisi lima potong kue.

3.       Pajegan dan Yasa
Selain perjamuan tersebut juga dikenal perjamuan dengan hidangan nasi pajegan. Pada perjamuan ini minimal disiapkan empat dulang dialasi jaro. Pada dulang pertama disiapkan nasi putih yang di-klopok, pada dulang kedua disiapkan ebat-ebatan, pada dulang ketiga disiapkan gegerabadan dan dulang terakhir disiapkan buah-buahan. Sedangkan peralatan makan dan air minum disiapkan tersendiri. Selain itu, juga disiapkan air untuk cuci tangan yang ditempatkan pada satu paso atau mangkuk.

Pada nasi pajegan ageng disiapkan sebuah dulang lagi untuk kue-kue basah. Jadi keseluruhannya berjumlah lima dulang. Jumlah sate lilit yang disiapkan bervariasi tergantung dari keutamaan beliau yang dihaturkan nasi pajegan ini. Biasanya berkisar 16 katik atau batang, 20 katik, dan 30 katik. Perjamuan nasi pajegan biasanya disiapkan bagi para resi yang muput karya ageng dan raja atau Cokorda pemimpin suatu wilayah pada suatu upacara yang tidak sebesar mamukur misalnya upacara perkawinan, piodalan dan ngaben.

Selain perjamuan tersebut juga terdapat perjamuan dengan hidangan nasi yasa. Nasi yasa mempunyai kekhususan yaitu nasinya terbuat dari nasi kuning. Nasi yasa juga dibedakan atas nasi yasa yang ageng dan yang biasa. Pada nasi yasa ageng, nasi kuning yang di-klopok dicetak dikelilingi lauk-pauk dan sayur-mayur seperti betutu, udang, sudang, gurita, lindung, telor dadar, telor rebus ataupun telor asin serta sayur urab, utik-utik atau kecambah, kacang panjang, daun kecarum, kacang kapri, kacang botor, kacang mentik dan saur serta sambal emba beserta garam yang masing-masing dialasi dengan takir. Sedangkan nasi yasa biasa dengan ukuran yang lebih kecil, dialasi dengan tamas dan lauk pauk, sayur-mayur diletakkan langsung di atas nasi kuning yang dicetak dengan diameter lebih kurang 10 cm. Nasi yasa biasanya dihidangkan dalam rangkaian acara dalam upacara di pemerajan ataupun upacara memukur.

4.       Ngejot
Sebagai bingkisan nasi atau rayunan yang dikirimkan ke rumah-rumah yang sering disebut dengan ngejot, biasanya jumlah satenya ditentukan dari kedudukan, kedekatan dan kekerabatannya. Nasi jotan tersebut dibedakan atas nasi pamijian dan nasi pajegan. Nasi pamijian terdiri atas pamijian ageng, pamijian biasa dan pamijian alit. Pamijian ageng berisi nasi klopokan dan gegerabadan yang mengelilingi nasi di atas taledan yang tidak di-sibeh, kemudian dilengkapi dengan ebat-ebatan pada taledan lain yang di-sibeh serta sate sejumlah 8 atau 12 katik. Pada pamijian biasa jumlah satenya 5 atau 6 katik. Pada pamijian alit, nasi klopokan tersebut dilengkapi ebat-ebatan dengan sate sejumlah 3 katik. Ebat-ebatan serta sate tersebut dialasi tapan dari daun pisang.

Jotan nasi pajegan terdiri dari nasi klopokan yang dialasi tamas dan taledan (tidak mesibeh), serta pada taledan (tidak mesibeh) yang lain disiapkan gegerabadan, serta pada taledan (tidak mesibeh) yang satunya lagi disiapkan ebat-ebatan. Masing-masing ditempatkan pada satu keben. Jadi tiap set memerlukan tiga keben. Untuk pajegan ageng dibutuhkan satu keben lagi untuk tempat kue-kue basah yang dialasi dengan taledan yang mesibeh.

Selain itu dikenal juga adanya nasi pamirakan untuk membalas pamirakan yang diberikan oleh keluarga dekat kepada yang mempunyai hajat atau karya. Nasi pamirakan ini berupa nasi klopokan yang dilengkapi dengan 3 katik sate lilit. Dalam rangkaian upacara perkawinan, sering disebutkan adanya nasi pameeg. Nasi pameeg ini berupa nasi punjungan yang dialasi tamas dan dilengkapi dengan ebatan, pejati dan suci.

Demikian beberapa jenis nasi yang dapat disampaikan dan tidak tertutup kemungkinan terdapat beberapa jenis nasi lagi sesuai dengan desa kala patra yang ditemukan di Bali.

Daftar Pustaka

Hanna, Willard. 1991. Bali Profile: Peoples, Events, Circumstances (1001-1976). Banda Neira: Rumah Budaya Banda Neira.
Kong Yuanzhi. 2005. Silang Budaya Tiongkok Indonesia. Jakarta: BIP.
Lombard, Denys. 2000. Nusa Jawa Silang Budaya (Jilid II: Jaringan Asia). Jakarta: Gramedia.
McPhee, Collin. 1947. A House in Bali. Kuala Lumpur: Oxford University Press.
Owen, Sri. 1999. Indonesian Regional Food and Cookery. London: Frances Lincoln.
Reid, Anthony. 1992. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga (Jilid I: Tanah di Bawah Angin). Jakarta: Obor.
Stibbe, D.G. 1921. EnclopƦdie van Nederlandsch-IndiĆ« (jilid 4, subjek: voedingsmiddelen). ‘S-Gravenhage: Martinus Nijhoff.
Vuyk, Beb. 1987. Groot Indonesisch Kookboek. Utrecht: Uitgeverij Kosmos.
Website :
http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-antropologi-tentang-pola.html
http://maulanusantara.wordpress.com/2008/09/21/bahaya-daging-babi-bagi-kesehatan/
http://www.koperasisyariah.com/bahaya-daging-babi-bagi-manusia/
http://gayahidupcantiksehat.wordpress.com/2011/08/12/jenis-daging-dan-kandungan- 
nilai-gizi-serta-manfaatnya/



sumber : jurnal.isi-dps.ac.id




Jumat, 12 Juli 2013

vitamin larut lemak dan fungsinya


A.     Sejarah Vitamin   
Vitamin adalah sekelompok  senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran sangat penting dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Jika manusia, hewan dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena penyakit.
Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh.
Untuk bisa mendapatkan asupan vitamin tidaklah sulit, bisa dikatakan kebanyakan makanan yang kita konsumsi setiap hari telah mengandung vitamin hanya saja mungkin kita tidak menyadari besar kecilnya kandungan vitamin yang kita konsumsi setiap hari.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Era penyembuhan empiris
Era pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570 sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa, seperti Mesir, Cina, Jepang, Yunani, Roma, Persia, dan Arab, telah menggunakan ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari. Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau pada masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan empiris (berdasarkan pengalaman). Christiaan Eijkman, salah satu tokoh penting dalam sejarah penemuan vitamin.

Era karakterisasi defisiensi
Perkembangan besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an. Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman yang melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian memulai era kedua dari lima garis besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka terfokus pada pengamatan penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G. Hopkins yang sedang melakukan analisis penyakit beri-beri pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa faktor pertumbuhan (growth factor). Pada tahun 1911, seorang ilmuwan kelahiran Amerika bernama Dr. Casimir Funk berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah peradangan saraf (neuritis) untuk pertama kalinya. Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari sekam beras yang diyakini memiliki aktivitas antiberi-beri pada tahun berikutnya. Pada saat itulah (dan untuk pertama kalinya), Dr Funk mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut dengan istilah vitamine (vital dan amines). Pemberian nama amines pada senyawa vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki gugus amina (amine). Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin (dengan penghilangan akhiran huruf “e”) pada tahun 1920. vitamin tidak dapat diproduksi mamusia

Masa keemasan
Era ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut, terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur lengkap vitamin, dan sĆ­ntesis vitamin B12. Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin ini dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C pada tahun 1937. Hadiah nobel lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1943 atas penemuannya terhadap vitamin K. Fritz A Litmann juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai penemuan koenzim A dan perannya di dalam metabolisme tubuh.
Tadeus Reichstein, seorang ahli kimia yang berhasil memproduksi vitamin C secara massal untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Era karakterisasi fungsi dan produksi
Era keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari, dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an, para peneliti menemukan bahwa vitamin B2 merupakan bagian dari “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri diperoleh dari ekstrak ragi. Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia. Produksi masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini. Dikomersilkan pertama kali oleh Tadeus Reichstein pada tahun 1933, vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian, dan gizi tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.

Era penemuan nilai kesehatan vitamin
Hanya dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955 ketika Rudolf Altschul menemukan bahwa niasin (vitamin B3) dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh

Group ini terdiri dari vitamin B dan vitamin C yang dapat larut air. Kedua vitamin ini diberi nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut ditemukan. Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru.

A.     Vitamin A
1.      Sejarah Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Sejak 100 tahun SM, para dokter di Cina dan Mesir melakukan penyembuhan dengan mengoleskan hati sapi pada mata yang kemudian mengalami buta senja (dalam bahasa Yunani ‘nuktalo’pia’). Seorang dokter romawi (25 tahun SM) pertama-tama menggunakan istilah xeroftalmia. Penyakit ini pada abad ke-19 banyak terdapat di Eropa dan hingga sekarang di negara berkembang. Penyakit ini merupakan penyakit defisiensi (kurang) gizi pertama yang diteliti oleh Megadine pada tahun 1816 dengan memberikan makanan yang hanya diberi gluten gandum, pati, gula, dan minyak zaitun pada anjing percobaan.
Pada tahun 1918, ditemukan sifat mengatur pertumbuhan yang sama dari makanan yang mengandung pigmen berwarna kuning berasal dari sayuran. Pada tahun 1928 karoten, salah satu pigmen berwarna kuning tumbuh-tumbuhan, di identifikasi sebagai prekursor vitamin A. Istilah vitamin A kemudian digunakan untuk menyatakan semua bentuk vitamin tersebut yang merupakan sumber vitamin A.
Pada tahun 1932 susunan kimia vitamin A diketahui. Pada tahun 1937 vitamin A dapat diisolasi dari minyak hati halibut dalam bentuk kristal, pada tahun 1974 vitamin A dapat di seintesis. Vitamin A sekarang digunakan untuk fortifikasi berbagai macam pangan dan sebagai suplemen. Vitamin A dinamankan retinol karena fungsi spesifiknya dalam retina mata.

Penelitian di Indonesia pada tahun 1976-1984 oleh Sommer dan tarwotjo dkk, menunjukkan bahwa anak-anak di propinsi Aceh dan Jawa Barat yang memiliki xeroftalmia ringan mempunyai resiko lebih tinggi sebesar 2-3 kali untuk menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dan diare, serta 3-6 kali untuk mati. Penelitian di Tanzania dan Afrika Selatan menunjukkan penurunan angka kematian karena campak sebesar 46-80% pada anak-anak penderita campak yang diberi suplementasi 200.000 SI vitamin A selama 2 hari berturut-turut.

Penelitian-penelitan yang dikutip oleh submit (1991), menunjukkan kemungkinan hubungan antara beta-karoten dan vitamin A dengan pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung coroner dan kanker. Hal ini berkaitan karena fungsi beta-karotin dan vitamin A sebagai antioksidan yang mampu menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme atau proses merusak lainnya.


2.      Struktuk dan sifat kimia Vitamin A
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekursor (provitamin). Provitamin A terdiri dari α, β, dan γ- karoten. β – karoten merupakan pigmen kuning dan salah satu jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi berantai radikal bebas dalam jaringan.
beta karoten provitamin a
 gambar struktur kimia beta karoten
Sehingga baik provitamin A merupakan hasil pembentukan dari beta karoten. Sehingga saling terkait antara satu dengan yang lain. Dari hasil gambar struktur kimia diatas, maka bisa dijelaskan lebih lanjut tentang struktur kimia vitamin A dan sifat-sifat vitamin A.
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid. Anda bisa melihat gambarnya di bawah ini,
 Vitamin A
gambar tiga molekul aktif vitamin A
Struktur kimia inilah yang dibutuhkan dalam tubuh untuk dapat memenuhi kebutuhan vitamin A baik berupa suplemen ataupun makanan alami dari sayuran dan lauk pauk. Untuk sifat-sifat vitamin A sendiri ada yang penting juga untuk anda ketahui. Jika Anda belum tahu, ternyata makanan kita dari alam (nabati) tidaklah langsung mengandung vitamin A. Tapi masih berupa provitamin A. Sehingga harus masuk dulu dan dicerna dalam usus yang mana mukosa usus dapat merubah provitamin A ini menjadi vitamin A.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang tengik. Inilah bentuk dari sifat vitamin A. Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk alkohol maupun aldehid. vitamin A bersifat tidak stabil. Guna menciptakan kestabilannya, maka dapat diambil langkah-langkah, yaitu secara kimia, dengan penambahan antioksidan dan secara mekanis dengan melapisi tetesan-tetesan vitamin A dengan lemak stabil, gelatin atau lilin, sehingga merupakan butiran-butiran kecil. Melalui teknik tersebut, maka sebagian besar vitamin A bisa dilindungi dari kontak langsung dengan oksigen.

3.      Sumber Vitamin A
Vitamin A yaitu karoten terdapat dalam berbagai macam makanan. Daging merah hati, susu, full cream, keju, mentega merupakan makanan yang tinggi retinol. Sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning seperti wortel, sayur hijau seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk, buah peach, apricot dan minyak sayur, yaitu minyak kelapa sawit yang berwarna merah merupakan makanan yang tinggi karoten ( Hidayat, 2005, hlm. 91 ).
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal), terutama banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol) atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, seperti mentega (lemak susu), kuning telur, keju, hati, hijauan dan wortel.  Warna hijau tumbuh-tumbuhan merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten. Buah-buahan berwarna merah dan kuning, seperti cabe merah, wortel, pisang, pepaya, banyak mengandung provitamin A, ß-karoten. Untuk makanan, biasanya vitamin A terdapat dalam makanan yang sudah difortifikasi (ditambahkan nilai gizinya).
4.      Kegunaan Vitamin A Bagi Tubuh 
       Vitamin A sangat penting untuk proses penglihatan, reproduksi, embrio pengembangan, morfogenesis, pertumbuhan dan diferensiasi selular. Dengan pengecualian dari proses visual, sebagian besar proses terkait untuk kontrol ekspresi gen, dengan A metabolit vitamin, seperti asam retinoat, bertindak sebagai nuklir reseptor-ligan. Berikut detail fungsi dan manfaat Vitamin A dalam tubuh:
a.       Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Bila kita dari cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya, maka kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia didalam darah. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu disebabkan karena kekurangan vitamin A.

b.      Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak – anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat.

c.       Reproduksi
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kandung kemih.

d.      Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia. Dimana kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada limfosit yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh seseorang ( Almatsier, 2003, hlm. 158 –161 ).


e.       Kekurangan dan Kelebihan Vitamin A
a.       Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A merupakan masalah sebagian besar di negara berkembang. Hal ini dapat menyebabkan kebutaan malam dan xerophthalmia, retardasi pertumbuhan, keratinisasi epitel, gangguan pendengaran, rasa dan bau, peningkatan kerentanan terhadap infeksi, meningkatkan angka kematian anak dan mengurangi kesuburan pria. Pada kehamilan, kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan malformasi pada keturunannya. Kekurangan di negara maju adalah biasanya terbatas pada mereka dengan kesulitan penyerapan, peningkatan kerentanan terhadap infeksi oportunistik, penyakit hati kronis dan pecandu alkohol.
1)      Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gangguan pada mata dapat terjadi dalam beberapa tahap, tergantung berat ringannya defisiensi vitamin A, terganggunya kemampuan untuk beradaptasi dan melihat dalam kondisi gelap, xerophthalmia, hingga akhirnya mengalami kebutaan dapat terjadi.
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total.
Beberapa tanda dan gejala lain jika kekurangan vitamin A adalah kelelahan yang sangat, anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar. Pada rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku (Almatsier, 2003, hlm. 162)

2)      Akibat Kekurangan Vitamin A
Vitamin A juga berperan sebagai antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas yang terdapat didalam membran lemak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Penyebab primer adalah kekurangan vitamin A dan pembentukan vitamin A dalam pengaturan makanan sehari-hari. Penyebab sekundernya adalah terjadinya kegagalan dalam penggunaan vitamin A (Almatsier, 2003, hlm. 163). Penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin A adalah Xeropthalmia yaitu keadaan selaput ikat mata yang kering akibat kekurangan vitamin A (Notoadmojo, 2003, hlm. 201).
3)   Pencegahan dan Pengobatan
Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat orang menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan vitamin A. penyakit usus yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus terganggu.
Untuk melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya dokter akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang. Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya, wortel dan sayur-sayuran yang berwarna ( Hassan, 2002, hlm. 345 ).

4)      Interaksi
Vitamin A dapat mempotensiasi pengembangan hipertensi intrakranial ketika diambil dalam kombinasi dengan tetrasiklin dan minocycline jenis antibiotik. Katabolisme retinol dan asam retinoat dalam hati manusia dapat dimediasi oleh sitokrom P450. Obat-obatan seperti ketokonazol, yang menghambat sitokrom P450, secara signifikan dapat meningkatkan paruh retinoic acid.

5)      Kelebihan Vitamin A
Pemberian vitamin A dengan dosis yang terlalu tinggi dan terjadi dalam waktu yang lama dapat menjadi toksin (racun) bagi tubuh. Hipervitaminosis A banyak dijumpai pada anak-anak dengan tanda-tanda cengeng, bengkak disekitar tulang-tulang yang panjang, kulit kering dan gatal. Hipervitaminosis A dapat terjadi dalam 2 tingkat :
a.       Hipervitaminosis A akut, yaitu jika anak usia 1 tahun – 5 tahun mengkonsumsi lebih tinggi (300.000 IU) dosis tunggal, mungkin akan menderita mual, sakit kepala dan anoreksia (tidak nafsu makan). Penonjolan ubun-ubun juga dapat terjadi pada balita < 1 tahun dan akan hilang dalam waktu 1 hari – 2 hari.
1)      Terjadi akibat pemberian dosis tunggal vitamin A yang sangat besar atau pemberian berulang dosis tunggal yang lebih kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena di konsumsi dalam periode 1 hari – 2 hari.
2)      Pengobatannya dilakukan dengan cara pemberian vitamin A dan pengobatan simptomatis.
b.      Hipervitaminosis A kronis, yaitu jika bayi dan balita mengkonsumsi > 25.000 IU tiap hari selama > 3 bulan atau beberapa tahun baik yang berasal dari makanan maupun dari pemberian vitamin A dosis tinggi. Biasanya hanya terjadi pada orang dewasa.
1)      Pada anak usia muda dan bayi biasanya dapat menyebabkan anoreksia, kulit kering, gatal-gatal serta kemerahan di kulit, peningkatan intracranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan bengkak.
2)      Pengobatannya sama dengan hipervitaminosis A akut.
Hypervitaminosis A dapat menurunkan penyimpanan jaringan vitamin C. Vitamin A dapat menentang tindakan dari vitamin K dalam darah fungsi pembekuan. Hypervitaminosis mungkin memiliki efek anti-tiroid. Kekurangan zinc dapat mempengaruhi mobilisasi vitamin A dari toko hati dan penyerapan vitamin A dari usus. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan penyerapan zat besi dan mengurangi pemanfaatannya untuk eritropoiesis. Alkohol dapat mempotensiasi hepatotoksisitas vitamin A-induced. Penghambatan kompetitif alcohol dehidrogenase dapat menyebabkan penurunan sintesis asam retinoat, sehingga vitamin A fungsional kekurangan, yang telah didalilkan untuk terlibat dalam sindrom alkohol janin.

f.       Pengolahan bahan makanan yang mengandung Vitamin A
Pada dasarnya, Vitamin tersusun atas protein yang tersusun secara kompleks dari beberapa Asam Amino dan memiliki beberapa ikatan peptide (ikatan polipeptida). Vitamin A bisa hilang dari makanan selama persiapan, memasak, atau penyimpanan. Untuk mencegah hilangnya vitamin A:
a.       Gunakan buah-buahan mentah dan sayuran bila memungkinkan.
b.      Jauhkan sayuran (kecuali kentang manis dan labu musim dingin) dan buah-buahan yang tertutup dan didinginkan selama penyimpanan.

B.     Vitamin D
1.      Sejarah Vitamin D
Sekitar tahun 1919, Sir Edward Mellanby di Inggris berhasil membuat penyakit rickets pada anjing dengan memanipulasi makanan dan dapat disembuhkkan dengan minyak ikan (Mellanby, 1919). Dalam tahun 1922 McCollum dkk, melaporkan bahwa  terjadinya penyakit rickets tersebut bukan karena  vitamin A, tetapi vitamin D.
Dalam banyak hal vitamin D tidak memperlihatkan sifat vitamin sesungguhnya.  Tidak dibutuhkan dalam makanan tertentu, kondisi tertentu dan secara normal tidak dibuat oleh tanaman dan mikroorganisme dan mekanisme aktvitas esensialnya menyerupai hormone tiroid. Vitamin D3 (kolekalisferol) dibuat di  dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol(Schones dan De Luca,1980; Holick 1978) dengan proses nonezimatis, berkataliskan energi cahaya UV yang membutuhkan pravitamin. Yang akhir ini diaktifkan dengan panas dan secara perlahan mendapat reorganisasi  menjadi D3 dan dibebaskan dalam bentuk vitamin D binding protein dalam plasma untuk pengangkutan, ditribusi dann penyimpanan. Penemuan tentang pentingnya iradiasi UV untuk proses tersebut pertama kali dilaporkan oleh Huldschinsky pada tahun 1919 yang menemukan bahwa menjemur anak- anak dengan sinar matahari atau sinar UV akan meyembuhkan rickets. Keterlibatannya secara molekuler diperjelas kemudian oleh Steenbock dan Black dalam tahun 1924. Perlakuan terhadap air susu yang mengandung ergosterol (dengan kandungan ikatan rangkap ekstra pada C-22 pada rantai cabang) menghasilkan vitamin D2 (ergokalsiferol). Vitamin D1 dibentuk sebagai preparat tidak murni dari vitamin D2. Oleh karena vitamin D tidak banyak dalam makanan maka biasanya ditambahkan dalam air susu atau dibuat secara in situ melalui penyinaran dengan UV di USA dan Kanada.
Tumbuhan memiliki steroid ergosterol (provit D) apabila mendapat sinar matahari maka akan menjadi ergokalsiferol (vitamin D2). Pada hewan mampu mengubah kolesterol menjadi 7 dehidrokolesterol (provit D) jika disinari dengan sinar matahari menjadi kolekalsiferol (vitamin D3). Perubahan dari provit D menjadi vitamin D melibatkan sinar UV yang berguna untuk membuka cincin steroid strukturnya. Perbedaan vitamin D2 dan D3 adalah vitamin D2 mempunyai ikatan ganda pada rantai sampingnya.
2.      Struktur kimia Vitamin D
Ergosterol
ergosterol
kholekalsiferol
D3


3.      Sumber Vitamin D
Sinar matahari, Lemak, ikan, kuning telur, hati, minyak ikan, air susu berfortifikasi, margarine, mentega.
Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin Ddalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur, hati, krim, mentega dan minyak hati ikan. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan fortifikasi makanan, terutama terhadap susu, mentega, dan makanan bayi dengan vitamin D2 (ergosterol yang diradiasi).
4.      Kegunaan Vitamin D bagi tubuh
a.       Untuk pemeliharaan kalsium plasma (homeostatis)sehubungan dengan hormone paratiroid.
b.      Sebagai prohormon pertumbuhan dan perkembangan normal
c.       Untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang dan gigi
d.      Mempengaruhi absorpsi dan metabolisme kalsium dan fosfor  di usus
e.       Mendorong pembentukan garam-garam Ca di dalam jaringan yang memerlukan
f.       Meningkatkan reabsorpsi fosfor di dalam tubuli ginjal
g.       Merangsang pengangkutan aktif kalsium dalam menyeberangi sel-sel mukosa usus kecil
h.      Membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin serta protein kalogen.
i.        Berperan penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorbsi kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi, pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut dikendalikan.
5.      Kekurangan dan Kelebihan Vitamin D
a.      Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D , dapat disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang tidak mencukupi maupun oleh sedikitnya kandungan vitamin D dalam makanan.Pada umunya kekurangan vitamin D akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi stuktur tulang dan gigi.Tiga jenis keadaan yang dapat dialami oleh penderita kekurangan vitamin D adalah 
1)      Osteomalacia, ricketsia orang dewasa atau osteoporosis yaitu deficiency vitamin D dan kalsium  yang dapat di alami oleh ibu hamil dan orang dewasa. Dengan gejala awal seperti orang rematik, lemah dan kadang muka menggamit, tulang membengkok dan dapat mneyebabkan fraktur (patah)
2)      Rakitis atau riketsia , deficienci vitamin D yang dialami oleh bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami deficienci vitamin D. Hal ini bisa terjadi karena ASI yang dimiliki si Ibu tidak mengandung vitamin D dalam jumlah yang besar.Rakitis dapat juga dialami oleh bayi yang tidak pernah mendapatkan paparan sinar matahari pagi secara langsung. Selain itu, rakitis juga dapat dialami oleh anak-anak. Rakitis  pada anak-anak dapat terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat Anak-anak usia 1- 4 tahun bisa memiliki kelainan lengkung tulang belakang, kaki O (bengkok ke dalam), kaki X (bengkok ke luar) adan terlambat berjalan.
3)      Kejang otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium bisa merupakan pertanda awal terjadinya rakitis pada bayi. Bayi yang lebih besar mungkin akan terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, dan penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan. suatu gejala yang ditandai dengan bengkoknya pergelangan tanagan dan sendi akibat rendahnya kalsium dalam serum karena kekurangan vitamin D atau rusaknya kelenjar paratiroid.
Rakitis dan osteomalasia dapat diobati dengan pemberian vitamin D per-oral (ditelan) sebanyak 5 kali dosis harian yang dianjurkan, selama 2-3 minggu.Bentuk-bentuk rakitis tertentu yang diturunkan, biasanya akan membaik bila diobati dengan hormon vitamin D.

b.      Kelebihan Vitamin D
Mengkonsumsi vitamin D sebanyak 5 kali dosis harian yang dianjurkan atau lebih dari 25 mikrogram bisa menyebabkan keracunan, yang mengakibatkan tingginya kadar kalsium dalam darah. Gejala pertama dari keracunan vitamin D adalah hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, yang diikuti rasa haus yang luar biasa, meningkatnya frekuensi berkemih, kelemahan, gelisah dan tekanan darah tinggi.
            Pengobatannya dengan cara menghentikan pemakaian vitamin D tambahan dan mengikuti diet rendah kalsium untuk mengurangi efek dari tingginya kadar kalsium dalam darah.Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan jaringan. Amonium klorida diberikan untuk menjaga keasaman air kemih, sehingga mengurangi resiko terbentuknya batu kalsium.

6.      Pengolahan bahan makanan yang mengandung vitamin D

C.     Vitamin E (Tokoferol)
1.      Sejarah Vitamin E
Pada tahun 1922, oleh Dr. H.M Evans dari California ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor antisterilitas dan kemudian vitamin E, vitamin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak kecambah gandum dan dinamakan tokoferol. Bentuk vitamin E merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang disebut ’tocopherol’.
Kata ’tocopherol’ berasal dari bahasa Yunani: Tokos yang berati ‘kelainan’dan Pherin berarti ‘yang menyebabkan’. Sekarang dikenal beberapa bentuk tokoferol yang aktif secara biologik. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan nabati. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitamin-vitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D.
2.      Struktur dan sifat kimia Vitamin E
Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sinetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak larut untuk air. Vitamin E agak tahan panas dan asam tetapi tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen. Vitamin E rusak bila bersentuhan dengan minyak tengik, timah dan besi. Karena tidak larut air, vitamin E tidak hilang karena pemasakaan dengan air. Absorbsi vitamin E berkisar antara 20-80%. Vitamin E disimpan sebagian besar dijaringan lemak dan selebihnya di hati.
Ada empat jenis tokoferol yang penting dalam makanan alfa-, beta-, gama-,delta-tokoferol dan tokotreinol. Karakteristik kimia utamanya adalah bertindak sebagai antioksidan. Tokoferol terdiri atas struktur cincin 6-kromanol dengan rantai samping jenuh panjang enam belas karbon fitol.Perbedaan antarjenis tokoferol terletak pada jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin. Alfa-tokoferol adalah bentuk vitamin E paling aktif, yang digunakan pula sebagai standar pengukuran vitamin E dalam makanan. Jumlah vitamin E dalam bentul lain dinyatakan dalam bentuk tokoferol ekivalen (TE)
Strktur kima tokoferol alfa diperlihatkan pada Gambar 1.
tokoverol
   Gambar 1. Struktur kimia α -tokoferol


3.      Sumber Vitamin E
Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur, sayur-sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran yang paling banyak mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak jagung, alfalfa, selada, kacang-kacangan, asparagus, pisang, strawberry, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau. Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah.Satu unit vitamin E setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat dianggap setara dengan 1 mg. Selain itu ASI juga banyak mengandung vitamin E untuk memenuhi kebutuhan bayi.
4.      Kegunaan Vitamin E bagi tubuh
Vitamin E berguna untuk:
a)Manfaat Vitamin E untuk Kulit

Menurut penelitian di Amerika (AAD) manfaat vitamin E untuk kulit yaitu menjaga kesegaran dan keremajaan kulit,  mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar ultraviolet langsung, menjaga kelembapaan dan mencegah kekeringan kuli, serta mempercepat proses penyembuhan
vitamin E  akan memberikan manfaat untuk melindungi kulit dari hal-hal yang dapat merusaknya secara lebih cepat. Biasanya selain dalam bentuk suplemen, vitamin E ini juga sudah sering diberikan dalam pelembab lotion untuk kulit. Jadi pemberian manfaat vitamin E ini baik secara dari dalam tubuh maupun luar tubuh.

b) Manfaat Vitamin E pada Rambut

Dimana vitamin E ini memiliki fungsi sebagai pembantu dalam sirkulasi darah ke kulit kepala. Selain tentunya juga digunakan dalam suplemen sehari-hari. vitamin E ini memberikan kelembapan pada kulit kepala dan rambut terlihat lebih segar, mudah diatur, dan mengkilap, mencegah dari kerontokan rambut, karena vitamin E membawa pasokan oksigen ke rambut. Kemudian merangsang pertumbuhan rambut lebih cepat. Tidak hanya itu, vitamin E juga dapat menutrisi rambut agar lebih kuat, mengobati rambut yang kering, dan mengobati rambut yang rusak.

c) Manfaat Vitamin E untuk Kesuburan
Vitamin E berperan penting dalam membantu kinerja organ kelamin dengan pemeliharaan kesuburan. Diketahui untuk jaringan reproduksi bagi pria, vitamin E terbukti untuk melindungi membran sel sperma dari kerusakan akibat oksidasi. Jika sel sperma ini rusak maka tingkat kesuburan seorang pria pun akan rendah.
Tingkat kesuburan yang dialami pria yang mengkonsumsi vitamin E dan tidak ternyata cukup signifikan. Dari jumlah pria yang tidak subur, dapat diterapi dengan mengkonsumsi vitamin E ini dan mengalami kenaikan 20% pria menjadi lebih subur dari sebelumnya. Sehingga kehamilan bagi wanita (istri) lebih bisa terjadi karena kesuburan suaminya. Vitamin E ini dapat meningkatkan kesehatan spermanya lebih dari 2,5 kali dari kesehatan sebelumnya.

d) Vitamin E dan Sistem Kekebalan Tubuh

Standar yang dikonsumsi paling sedikit untuk manusia adalah 10 sampai 30 mg dalam darah. Sehingga vitamin E ini akan meningkatkan imunitas tubuh dengan menjadi antioksidan. membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner,menghalangi radikal bebas, udara kotor, dan lainnya untuk merusak sistem dalam tubuh.

e) Vitamin E untuk Mencegah Penyakit Kanker

Penyakit kanker yang dapat dicegah dan disembuhkan dengan konsumsi vitamin E ini adalah kanker hati. kenker usus besar, kanker paru-paru, kanker payu dara dan juga kanker prostat. Tentu untuk menjadikan vitamin E ini pengobatan kanker, bisa berkonsultasi pada dokter sebelumnya. Di Cina, dalam sebuah penelitian, dimana pasien kanker hati yang mencapai 132.837 pasien dimana 50% nya mengalami kemajuan lebih baik dari kanker hati yang diterimanya setelah mengkonsumsi vitamin E ini lebih banyak. Untuk itu konsumsikan vitamin E setiap hari semampu anda untuk mencegah dalam serangan kanker di tubuh anda.

f) Melindungi dari kelebihan vitamin A
Melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan, vitamin ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia, dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas.

5.      Kekurangan dan Kelebihan Vitamin E
a.      Kekurangan Vitamin E
Kekurangan vitamin E jarang terjadi karena sumber vitamin E sangat luas, jika ada kekurangan tersebut bisa terjadi karena gangguan absorbsi yang berakibat hemolisis eritrosit, anemia, sindrome neurologik.

b.      Kelebihan Vitamin E
1)Konsumsi berlebih vitamin E dapat mengakibatkan keracunan.
2) Gangguan saluran cerna jika mengonsumsi >600mg atau 60-75 kali kecukupannya.
3) Jika berlebihan dapat mengganggu proses pembekuan darah.

6.      Pengolahan bahan makanan yang mengandung vitamin E
Vitamin E mudah rusak akibat mudahnya teroksidasi. Analisis kadar vitamin ini bisa melalui spektrofotometri, fluorometri, dan KCKT.
Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Karena tidak larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna dengan bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi minyak saat melalui duodenum.
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap.
Contoh :
         Rusak pada proses pengolahan minyak nabati menjadi margarin atau shortening
         Rusak akibat autooksidasi yang intensif seperti pada pengeringan dan penggorengan

D.     Vitamin K
1.      Sejarah Vitamin K
Pada 1929, ilmuwan Denmark Henrik Dam meneliti peran kolesterol dengan memberi makan ayam diet kolesterol-habis. Setelah beberapa minggu, binatang dikembangkan perdarahan dan mulai berdarah. Cacat ini tidak bisa dikembalikan dengan menambahkan kolesterol dimurnikan untuk diet. Tampak bahwa-bersama-sama dengan kolesterol senyawa kedua telah diekstraksi dari makanan, dan senyawa ini disebut vitamin koagulasi. Vitamin baru menerima surat K karena penemuan awal yang dilaporkan dalam jurnal Jerman, di mana ia ditunjuk sebagai”Koagulationsvitamin”. Edward Adelbert Doisy dari Saint Louis University melakukan banyak penelitian yang mengarah pada penemuan struktur dan sifat kimia dari Dam K. Vitamin dan berbagi Doisy 1943 Hadiah Nobel untuk obat untuk pekerjaan mereka di laboratorium vitamin K.
2.      Struktur dan sifat kimia Vitamin K

3.      Sumber Vitamin K

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain jumlahnya  terbilang kecil,  sistem pencernaan kita mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati.  Namun begitu tubuh pun perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.
Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Anda dapat memperoleh vitamin K dari makanan  seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.
Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini.
Vitamin K merupakan salah satu vitamin yang larut lemak, vitamin K disintesis dan diisolasi dari hati ikan yang dibusukkan, dimana vitamin K dihasilkan oleh kerja bakteri-bakteri. Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi, mula-mula ditemukan sebagai senyawa yang juga dapat mencegah terjadinya pendarahan yang parah pada ayam yaitu mendorong terjadinya penggumpalan darah secara normal.
Sumber vitamin K terdapat pada hati, bayam, kubis, kol, susu, kuning telur, minyak kedelai dan minyak nabati.
Vitamin K di alam
-          K1 (filokinon) ® terdapat pada daun-daun hijau
-          K2 (menakuinon) ® terdapat di usus halus


4.      Kegunaan Vitamin K bagi tubuh
a.       Membantu proses sintesis prothombine yang diperlukan dalam pembekuan darah
b.      Sebagai pentransport elektron di dalam proses redoks dalam jaringgan (sel)
c.       Berperan dalam proses sintesis protein prothombine terutama pada fase postribosomal
d.      Membantu proses penggumpalan darah
Ketika jari kita terpotong atau terbentur sesuatu, tubuh harus mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan. Salah satunya adalah dengan membentuk bekuan darah di daerah yang mengalami cedera, penggumpalan darah, idealnya akan menghentikan pendarahan. Untuk melakukan hal ini, tubuh menggunakan serangkaian protein pembekuan darah, beberapa diantaranya harus diaktifkan oleh vitamin K.
Beberapa obat seperti warfarin dapat mengganggu dengan aktifitas vitamin K, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk melakukan penggumpalan darah jika terluka. Obat-obatan seperti ini sering disebut sebagai “blood thinner”, yang diresepkan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang berbahaya yang dapat terjadi pada orang dengan kondisi kesehatan seperti tromboflebitis atau gagal jantung kongestif.Oleh karena efektifitas obat tersebut dapat dikurangi oleh vitamin K, maka bagi yang memakai obat tersebut diperingatkan untuk menghindari makanan yang tinggi kandungan vitamin K dan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan suplemen Vitamin K.
e.       Membangun tulang yang sehat
   Vitamin K penting untuk membangun tulang sehat. Meskipun tulang sebagian besar terdiri dari mineral, terutama kalsium, tulang juga merupakan jaringan hidup dengan beberapa komponen dan membutuhkan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya.
Tulang adalah susunan protein yang di atasnya tersimpan mineral. Di sinilah pentingnya peranan vitamin K. Hal ini diyakini bahwa vitamin K dibutuhkan untuk mengubah protein tulang tertentu sehingga mineral, seperti kalsium, dapat disimpan dengan benar. Tanpa peran serta vitamin K, semua kalsium tidak memungkinkan untuk membangun tulang yang sehat.
Penelitian tentang efek suplementasi vitamin K pada tulang telah membuat beberapa temuan penting. Misalnya Vitamin K2 dan Vitamin D3, yang digunakan secara bersama-sama, dapat mengurangi kehilangan tulang. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa, saat kita menua, jumlah vitamin K kita peroleh melalui asupan makanan mungkin tidak cukup untuk menjaga kalsium dalam tulang kita. Studi lain menemukan bahwa dosis tinggi suplemen Vitamin K2 atau K1 dikaitkan dengan penurunan risiko patah tulang pada wanita postmenopause.
Beberapa penelitian mengenai dampak vitamin K pada pembentukan tulang telah menemukan bahwa hal itu juga dapat membantu untuk mengontrol pengendapan kalsium di arteri, di mana ia dapat berkontribusi terhadap aterosklerosis, atau pengerasan arteri. Hal ini mungkin sangat penting bagi perempuan.



5.      Kekurangan dan Kelebihan Vitamin K
a.      Kekurangan Vitamin K
1)      Terganggunya penyerapan lemak
2)      Menurunnya kepadatan tulang
3)      Berakibat buruk pada penderita kanker terutama kanker hati dan kanker prostat
 Penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin K menurunkan angka kekambuhan kanker dan meningkatkan harapan hidup secara signifikan.
4)      Darah sulit membeku
5)      Terjadi perdarahan di dalam tubuh
6)      Efek pada bayi baru lahir
(a)    Plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik
(b)   Fungsi hati dari bayi baru lahir masih belum matang untuk menghasilkanfaktor-faktor pembekuan darah yang cukup (faktor pembekuan adalah protein dalamdarah yang memudahkan pembekuan dan memerlukan vitamin K)
(c)    Usus tidak memiliki bakteri yang menghasilkan vitamin K selama hari-hari pertaman bayi ASI hanya sedikit mengandung vitamin K.
Suatu suntikan vitamin K seharusnya diberikan pada bayi baru lahir untuk melindungi bayi dari penyakit ini. Bayi yang mendapatkan ASI, yang belum mendapatkan suntikan vitamin K pada saatl ahir, sangat rentan terhadap kekurangan vitamin K.
7)        Efek pada anak-anak
(a)    Penyakit seliak
(b)   Fibrostik kistik.
b. Gejala Kekurangan
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik.  Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi  karena hampir semua ora
ng memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan.  Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.
Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama.  Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan. 
c. Tanda kekurangan
Kekurangan vitamin K dapat terjadi setelah pengobatan jangka panjang dengan antibiotik oral. Orang-orang berisiko terkena kekurangan vitamin K adalah mereka yang menderita kekurangan gizi kronis, mempengaruhi penyerapan vitamin dalam makanan untuk mengurangi obstruksi pada saluran empedu, celiac penyakit atau sariawan, kolitis ulseratif, regional enteritis.     

b.      Kelebihan Vitamin K
Jika konsumsi vitamin K berlebih maka akan berakibat pada keracunan. Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.


6.      Pengolahan bahan makanan yang mengandung vitamin K

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Vitamin A,D,E,K adalah vitamin yang larut lemak atau disebut  fat soluble.
Vitamin larut lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.      Tidak terdapat di semua jaringan.
2.      Terdiri atas unsure C,H,O.
3.      Memliki bentuk prekusor atau provitamin.
4.      Menyusun struktur jaringan tubuh.
5.      Diserap bersama lemak.
6.      Disimpan bersama lemak di dalam tubuh.
7.      Diekskresi melalui feses.
8.      Kurang stabil pada suhu kamar.
Sumber Vitamin A yaitu karoten terdapat dalam berbagai macam makanan. Daging merah hati, susu, full cream, keju, mentega merupakan makanan yang tinggi retinol. Sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning seperti wortel, sayur hijau seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk, buah peach, apricot dan minyak sayur, yaitu minyak kelapa sawit yang berwarna merah merupakan makanan yang tinggi karoten ( Hidayat, 2005, hlm. 91 ).sumber vitamin D yaitu Sinar matahari, Lemak, ikan, kuning telur, hati, minyak ikan, air susu berfortifikasi, margarine, mentega.Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin Ddalam bentuk kolekalsiferol. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur, sayur-sayuran, terutama kecambah. vitamin K dari makanan  seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu. Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati.

B.     Saran




DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2004.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama
F.G. Winarno.2004.Kimia Pangan dan Gizi.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama
Nasoetion, Andi Hakim & Darwin Karyadi.Vitamin. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama
Achmad Djaeni Sediaoetama. (1989) Ilmu Gizi. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.
Bagian Gizi R.S Dr. Cipto Mangunkusomo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (1996). Penuntun Diit. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Edisi kedua, Jakarta.
FAO/WHO (1988). Requirements of Vitamin A, Iron, Folate and Vitamin B12. Report of a Joint FAO/WHO Expert Consultation. FAO, Rome.
FAO/WHO (2002). Vitamin A. In: Human Vitamin and Mineral Requirements. Report of a Joint FAO/WHO Expert Consultation. FAO, Rome; pp 87-107.
Binkley, N., Krueger, D. (2000). Hypervitaminosis A and bone. Nutrition Reviews 58, 138-144.
UNICEF (2007). Vitamin A Suplementation. UNICEF: New York.
Parakksi, Aminuddin(1992)Biokimia nutrisi dan metabolisme. Jakarta: Univeritas Indonesia (UI-Press).
Sediaoetama, Achmad Djaeni(2004)Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.
Nasoetion, Andi Hakim,dkk(1987)Pengetahuan Gizi Mutakhir: Vitamin. Jakarta: Gramedia.
Almatsier, Sunita(2001)Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
di unduh tanggal 18 Mei 2013 
Budianto, Agus Krisno. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : UMM Press
Sediaoetomo, Achmad Djaelani. 1985. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian Rakyat
Langseth L. 1996. Oxidants,Antioxidants, and Disease Prevention. ILSI Europe,
Brussels